Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan bahwa proses studi kelayakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya tidak akan selesai pada tahun ini. Hal ini berarti proyek tersebut akan berlanjut pada masa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Saat ini, proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya baru memasuki tahap pra studi kelayakan (FS). Artinya, masih ada proses panjang yang harus dilalui sebelum mencapai studi kelayakan, tender proyek, hingga pengerjaan megaproyek ini.
Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, memastikan bahwa proses ini tidak akan selesai hingga kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir pada Oktober 2024. Kami memperoleh pengetahuan dari proyek Jakarta-Bandung yang juga mengalami waktu pelaksanaan yang relatif lama. Jadi, ini masih merupakan tahapan yang berkepanjangan,” katanya.
Tim Khusus untuk Percepatan
Untuk mempercepat pelaksanaan megaproyek ini, pemerintah telah membentuk tim khusus yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Tim ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan proyek tersebut. Sebelumnya, Menko Luhut telah merencanakan pembentukan tim khusus untuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, dengan rencana bahwa proyek ini akan dilanjutkan pada era pemerintahan Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Jodi Mahardi, sebagai perwakilan resmi dari Menko Marves, mengungkapkan bahwa telah ada perbincangan mengenai pembentukan sebuah tim spesialis yang akan bertanggung jawab mengawasi proyek ini. Tim ini akan melibatkan berbagai pihak dari pemerintahan yang akan datang setelah masa jabatan Presiden Jokowi berakhir. Jodi mengatakan bahwa Pak Luhut telah menyiapkan jalur agar pemerintahan selanjutnya dapat melanjutkan program perpanjangan kereta api cepat ini hingga Surabaya.
Kolaborasi Antar Instansi
Tim khusus ini akan melibatkan Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, hingga PT Kereta Api Indonesia (Persero) selaku operator sektor perkeretaapian. Meskipun susunan lengkap tim khusus belum dibahas secara rinci, Jodi memastikan bahwa program ini akan dilanjutkan oleh pemerintahan era Prabowo-Gibran periode 2024-2029 nanti.
“Iya, tentunya diskusi sudah mulai dilakukan. Kami berharap pemerintahan baru nanti dapat melanjutkan program-program pemerintahan Pak Jokowi,” tambah Jodi.
Manfaat Kereta Cepat
Sejak operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, banyak manfaat yang dirasakan oleh masyarakat. Menko Luhut dan Jodi memandang bahwa sudah sepantasnya Kereta Cepat ini diperpanjang hingga Surabaya. “Tentunya dengan perpanjangan ke Surabaya, waktu transportasi akan memangkas secara signifikan,” ujar Jodi.
Selain itu, hadirnya transportasi berbasis rel ini diharapkan mampu mengurangi tingkat emisi dari operasional pesawat terbang, sehingga ada diversifikasi penggunaan moda transportasi di masa depan. “Mengurangi beban transportasi jalan, mengurangi emisi dari sektor aviasi, dan meningkatkan interkonektivitas antar-kota di Indonesia,” tambah Jodi.
Proyek ini tidak hanya menjanjikan efisiensi waktu perjalanan, tetapi juga dampak positif terhadap lingkungan dan infrastruktur transportasi nasional. Pemerintah dan pihak terkait terus berupaya memastikan proyek ini berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia.