Pemerintah Thailand pada hari Selasa, 4 Juni 2024, menyetujui paket keringanan pajak untuk meningkatkan pariwisata lokal selama musim sepi, seperti yang dinyatakan oleh Wakil Menteri Keuangan, Paopoom Rojanasakul. Mengutip Channel News Asia pada Rabu, 5 Juni 2024, langkah-langkah tersebut akan berlaku mulai Mei hingga November, termasuk pemotongan pajak bagi perusahaan yang menyelenggarakan konvensi dan seminar. Langkah-langkah tambahan juga dirancang untuk meningkatkan perjalanan domestik ke kota-kota yang berkembang pesat, termasuk memungkinkan pengurangan pajak penghasilan untuk biaya akomodasi di perusahaan non-hotel.Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin, menyebutkan bahwa meskipun tindakan ini sebenarnya akan merugikan pemerintah sekitar 1.Pendapatannya 5 miliar baht (sekitar Rp600 miliar), manfaatnya jauh melebihi itu.
Perekonomian Thailand diproyeksikan tumbuh sebesar 2.5 persen tahun ini, pada hari Rabu, 5 Juni 2024. Inisiatif-inisiatif ini dilakukan ketika negara ini sedang berupaya untuk pulih dari kemerosotan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi global, dan fokus pada revitalisasi sektor pariwisata, yang merupakan kontributor utama PDB negara tersebut. Dengan menerapkan langkah-langkah keringanan pajak, pemerintah berharap dapat mendorong wisatawan lokal dan internasional untuk menjelajahi beragam atraksi Thailand, sehingga meningkatkan pendapatan dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Salah satu tokoh penting dalam keputusan ini adalah Wakil Menteri Keuangan, Paopoom Rojanasakul, yang berperan penting dalam merumuskan dan mengusulkan paket keringanan pajak untuk mendukung industri pariwisata. Keahlian dan kepemimpinannya di bidang keuangan telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengembangan inisiatif ini, yang bertujuan untuk memitigasi dampak rendahnya jumlah pengunjung selama musim sepi. Selain itu, dukungan Perdana Menteri Srettha Thavisin terhadap langkah-langkah ini menyoroti komitmen pemerintah untuk mendukung industri yang paling terkena dampak pandemi ini, seperti pariwisata.
Persetujuan paket keringanan pajak ini menandakan pendekatan proaktif pemerintah Thailand untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor pariwisata dan merangsang pemulihan ekonomi. Dengan memberikan insentif kepada perusahaan untuk menyelenggarakan acara dan mendorong perjalanan domestik, pemerintah menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan keberlanjutan industri. Selain itu, penekanan pada promosi perjalanan ke kota-kota yang berkembang pesat menunjukkan komitmen terhadap pembangunan ekonomi inklusif di berbagai wilayah di negara ini.
Meskipun paket keringanan pajak diperkirakan akan menimbulkan kerugian jangka pendek terhadap pendapatan pemerintah, namun manfaat jangka panjang dari revitalisasi sektor pariwisata dan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih besar daripada manfaatnya. Dengan menarik lebih banyak wisatawan dan mendukung bisnis lokal, Thailand dapat meningkatkan reputasinya sebagai tujuan wisata utama dan menjamin sumber pendapatan berkelanjutan bagi berbagai pemangku kepentingan.Apalagi proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 2.Angka 5 persen mencerminkan dampak positif yang mungkin ditimbulkan oleh inisiatif-inisiatif ini terhadap perekonomian secara keseluruhan, yaitu menciptakan peluang kerja dan investasi.
Kesimpulannya, disetujuinya paket keringanan pajak oleh pemerintah Thailand menandakan langkah strategis untuk mendukung industri pariwisata dan merangsang pemulihan ekonomi.Dipimpin oleh tokoh-tokoh penting seperti Wakil Menteri Keuangan, Paopoom Rojanasakul, dan Perdana Menteri Srettha Thavisin, langkah-langkah ini siap memberikan manfaat bagi sektor pariwisata dan perekonomian secara keseluruhan. Dengan memberi insentif pada perjalanan dan penyelenggaraan acara, Thailand memposisikan diri untuk kebangkitan pariwisata pascapandemi, menawarkan prospek yang menjanjikan untuk pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan.