Para aktivis peduli laut dan sungai Provinsi Papua Barat meminta Pemprov setempat untuk membuat peraturan yang melarang pembuangan sampah ke sungai dan laut guna menjaga kelangsungan habitat dan biota laut. Tingginya aktivitas dan mobilitas penduduk di Papua saat ini juga berdampak pada semakin banyaknya sampah (termasuk sampah plastik) yang dibuang ke sungai dan laut. Sementara masyarakat belum memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Hingga kini, masih ada saja oknum yang melakukan pelanggaran seperti penggunaan racun tuba di muara sungai, pencurian ikan oleh nelayan luar di sekitar muara sungai dan laut di kawasan Konda, tanpa ada izin dari masyarakat setempat. Kawasan perairan laut di wilayah Sorsel mencapai 338.323 mil, dimana sejumlah distrik (kecamatan) berada di wilayah pesisir dan kepulauan terdapat.
Akan menjadi sangat penting untuk melibatkan aktivis peduli laut dan sungai dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan laut di Provinsi Papua Barat. Mereka memiliki pemahaman yang mendalam tentang pentingnya menjaga kebersihan laut dan sungai sebagai salah satu ekosistem yang sangat vital bagi kehidupan manusia maupun biota laut. Para aktivis ini dapat menjadi pemandu bagi masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya tidak membuang sampah sembarangan.
Beberapa tokoh penting yang ikut berperan dalam upaya pelestarian lingkungan laut di Papua Barat adalah Dr.M.Thomas Pamungkas, seorang ahli kelautan yang telah lama terlibat dalam kampanye pelestarian lingkungan laut di daerah tersebut. Beliau telah memimpin berbagai kegiatan yang bertujuan untuk melindungi ekosistem laut di wilayah tersebut. Selain itu, Bapak Yohanis Auri juga merupakan tokoh penting dalam gerakan pelestarian lingkungan di Papua Barat. Beliau adalah seorang aktivis lingkungan yang sukses dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan laut dan sungai.
Dampak pembuangan sampah ke laut dan sungai sangatlah serius. Sampah-sampah plastik yang terbuang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan membahayakan biota laut, seperti penyu, ikan, dan hewan lainnya. Hal ini juga berdampak pada perekonomian masyarakat pesisir yang menggantungkan kehidupan dari hasil laut. Jika biota laut terancam punah akibat sampah plastik, hal ini juga akan berdampak buruk pada sektor perikanan yang merupakan mata pencaharian utama bagi banyak masyarakat di Papua Barat.
Peraturan yang melarang pembuangan sampah ke laut dan sungai harus segera diterapkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat. Hal ini harus didukung oleh komitmen seluruh lapisan masyarakat, baik itu aktivis masyarakat, maupun individu biasa. Sosialisasi yang intensif mengenai bahaya sampah plastik bagi laut dan sungai harus terus dilakukan agar kesadaran masyarakat dapat meningkat.
Dalam jangka panjang, upaya pelestarian lingkungan laut di Papua Barat juga dapat memberikan dampak positif dalam bidang pariwisata, karena ekosistem laut yang sehat akan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Masyarakat juga akan mendapatkan manfaat ekonomi dari ekosistem laut yang terjaga dengan baik. Oleh karena itu, kita semua harus berperan aktif dalam menjaga kebersihan laut dan sungai guna menjaga kelangsungan hidup bagi generasi mendatang.