Kawasan pariwisata Jimbaran, Nusa Dua, sedang berkembang menjadi pusat pariwisata hijau dan berkualitas. Hal ini berkat kolaborasi antara pelaku pariwisata, seniman, dan warga setempat. CEO Jimbaran Hijau dan Pendiri JIMBAFEST, Putu Agung Prianta, menjelaskan bahwa Jimbaran dan kawasan Bukit Nusa Dua dulunya dikenal sebagai daerah yang kering, panas, dan kekurangan air. Namun, dengan konsep Jimbaran Hijau yang menanam banyak pohon untuk penghijauan, citra kawasan Selatan mulai berubah dari daerah kering menjadi hijau.
“Kami terus berusaha yang terbaik untuk menghijaukan Jimbaran dan menargetkan Jimbaran sebagai pusat pariwisata hijau dan berkualitas di Bali,” ujar Agung Prianta kepada media. Jimbaran Hijau juga menjadi tempat bagi para pelaku pariwisata, seniman, dan masyarakat untuk menyuarakan kekhawatiran terhadap pembangunan atau investasi di industri pariwisata Bali yang semakin tidak terkendali. Mereka menyoroti pembangunan properti yang tidak memperhatikan lingkungan, pengikisan lahan produktif, dan masalah warga asing yang melakukan pelanggaran di Bali.
Jimbaran Hijau juga memberikan ruang bagi para seniman melalui JIMBAFEST. Agung menjelaskan bahwa JIMBAFEST 2024 akan menampilkan ekspresi karya seni rupa, pertunjukan musik, dan kekuatan komunitas Bali yang akan menggambarkan kondisi alam dan budaya Bali secara jujur melalui perspektif seni. Mereka berharap setiap karya yang dipamerkan dalam JIMBAFEST dapat menggugah kesadaran tentang keindahan dan tantangan yang dihadapi Bali saat ini.
Salah satu ekspresi kreatif seniman dalam JIMBAFEST 2024 adalah pameran seni rupa “Crisis”, yang melibatkan karya-karya dari 13 seniman Indonesia dan Australia. Karya-karya ini menawarkan penafsiran mendalam mengenai permasalahan dan tantangan yang dihadapi Bali dan situasi global. Kurator Crisis Visual Art Exhibition, Yudha Bantono, menjelaskan bahwa karya-karya seniman tersebut menunjukkan kekuatan dalam membawa gagasan penting bagi isu keberlanjutan Bali dan dunia.
Pameran ini bertujuan untuk membangun ruang komunikasi yang kritis dan sebagai pengingat, serta diharapkan dapat membangun kesadaran bagi pengunjung JIMBAFEST 2024 dan masyarakat Bali secara luas. Melalui karya-karya ini, diharapkan khalayak luas dapat memahami makna di balik tindakan seniman dan merespons situasi global yang memiliki dampak signifikan.
Dengan upaya bersama para pelaku pariwisata, seniman, dan masyarakat setempat, Jimbaran dan Nusa Dua semakin berkembang sebagai destinasi pariwisata hijau dan berkualitas. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut untuk menjaga keindahan alam dan budaya Bali demi masa depan yang lebih baik.