Wa Aua mengenang kembali saat penduduk Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, bergotong-royong membersihkan tebing pada tahun 2018. Dengan dana desa sebesar Rp 75 juta, mereka berhasil membersihkan semak belukar yang menutupi keindahan tebing di bagian selatan Pulau Buton. Hasilnya, terungkaplah kecantikan alam, terutama bunga waburi atau yang dikenal dengan nama lokal kamba waburi.
Setelah membersihkan tebing, Desa Gaya Baru bertransformasi menjadi salah satu desa wisata terkemuka di Sulawesi Tenggara, yang dikenal dengan nama Waburi Park. Inisiatif besar ini dipimpin oleh Wa Aua, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Desa. Dengan visi bersama, mereka mengubah desa nelayan terpencil menjadi destinasi wisata yang mendunia.
Wa Aua menjelaskan bahwa pariwisata memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian desa dan kesejahteraan masyarakat. Pesona tebing dengan latar belakang laut dan gunung, serta relief purba berupa telapak tangan manusia, menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang ke Waburi Park.
Dalam kurun waktu lima tahun, pengembangan pariwisata telah memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat setempat. Banyak yang dulunya bekerja sebagai nelayan kini beralih profesi menjadi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah, serta penyedia jasa pariwisata. Sebanyak 20 pelaku UMKM menjual aneka kuliner tradisional dan cinderamata di daerah tersebut.
Wisatawan yang berkunjung ke Waburi Park dapat menginap di homestay atau gazebo, menjelajah gua, menikmati keindahan perairan dengan naik perahu atau sampan, serta menikmati fasilitas toilet dan musala yang layak. Namun, fasilitas ini baru mencapai 30% dari rencana pengembangan yang lebih besar.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara, Belli Tombili, menyatakan bahwa pemerintah memberikan perhatian khusus pada pengembangan Waburi Park sebagai destinasi wisata prioritas. Keberhasilan Waburi Park tidak lepas dari semangat dan kreativitas masyarakat setempat dalam mengubah tebing menjadi tempat wisata yang menarik.
Belli menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pelayanan agar warga desa dapat menjadi duta pariwisata yang baik. Dinas Pariwisata memberikan pelatihan kepada penduduk desa dan jasa pemandu wisata untuk memberikan pelayanan prima kepada wisatawan.
Studi dilakukan ke desa wisata lain di Indonesia, seperti Yogyakarta dan Banyuwangi, untuk mengambil pelajaran dan mendorong penyelenggaraan festival desa wisata guna mempromosikan budaya lokal. Desa Gaya Baru membuktikan bahwa dengan komitmen, kerja sama, dan pemanfaatan potensi lokal, desa terpencil pun dapat menjadi destinasi wisata unggulan yang meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya.