Yunani menghadapi tantangan besar dalam industri pariwisata akibat dampak pemanasan global. Pemerintah perlu segera mengatur ulang model pariwisata untuk menjaga keberlanjutan dan melindungi lingkungan. Menurut laporan dari The Independent, Yunani dikenal dengan pesona lautan biru dan sinar matahari yang memikat hati para wisatawan. Tahun lalu saja, Yunani berhasil menarik hampir 33 juta pengunjung dan meraup pendapatan hingga 28,5 miliar euro.
Diperkirakan jumlah kunjungan akan terus meningkat pada tahun 2024, seiring dengan pulihnya industri pariwisata global setelah terdampak pandemi. Namun, lonjakan ini juga dapat menjadi ancaman serius bagi ekonomi negara dalam jangka pendek. Fenomena overtourism atau pariwisata berlebihan telah menimbulkan protes di beberapa destinasi populer di Yunani, seperti pantai-pantai Cyclades di Aegea.
Ekonom dari London School of Economics, Dimitri Vayanos, menyatakan kekhawatiran masyarakat lokal akan kerusakan yang terjadi di tempat-tempat wisata mereka. Bukan hanya di Yunani, tetapi warga di berbagai negara Eropa lainnya juga menghadapi masalah yang serupa terkait kerusakan lingkungan dan ekonomi lokal akibat pariwisata berlebihan.
Yunani, yang sangat bergantung pada pariwisata pantai, menjadi salah satu negara yang paling terdampak oleh pemanasan global. Kenaikan permukaan air laut, gelombang panas yang melanda, curah hujan yang tidak menentu, dan kebakaran hutan telah mengubah panorama alam di negara tersebut. Industri pariwisata memberikan tekanan tambahan pada sumber daya air yang semakin langka dan mengancam kelestarian lingkungan pesisir.
Oleh karena itu, otoritas setempat dan ombudsman telah mengeluarkan seruan untuk mengatur konstruksi, membatasi arus wisatawan, serta melakukan investasi dalam pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur. Asosiasi Bisnis Pariwisata Yunani (INSETE) menekankan pentingnya keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pendapatan dari sektor pariwisata.
Pemerintah Yunani telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini dengan memperbarui undang-undang terkait agen pariwisata, pemandu wisata, dan persewaan. Menteri Pariwisata Yunani, Olga Kefalogianni, menyatakan bahwa perubahan tersebut bertujuan untuk menjadikan Yunani sebagai kekuatan pariwisata global dan melindungi industri pariwisata serta memberikan manfaat ekonomi bagi negara.
Namun, tantangan terbesar yang dihadapi industri pariwisata di Yunani adalah perubahan iklim. Gelombang panas yang melanda negara tersebut pada bulan Juni dan Juli menyebabkan penutupan tempat-tempat wisata dan beberapa kasus kematian akibat panas. Kebakaran hutan juga semakin parah akibat pemanasan global, seperti yang terjadi pada bulan September di dekat Athena.
Tahun lalu, lebih dari 8.000 kebakaran hutan terjadi di seluruh negeri dan ribuan wisatawan harus dievakuasi dari pulau-pulau, termasuk Rhodes. Untuk itu, langkah-langkah konkret dan kolaborasi antara pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Yunani dan melindungi lingkungan demi masa depan yang lebih baik.