Tiga film horor buatan Indonesia telah diputar di acara film internasional Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024 di Korea Selatan dalam program-program yang berbeda. Film “Siksa Kubur” karya Joko Anwar dari Come and See Pictures diputar dalam program MadMaxX pada Sabtu (6/7) di Bucheon City Hall Main Theater. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan karya-karya terbaru di genre film. Kursi untuk penayangan film ini sudah habis terjual untuk penayangan tanggal 10 Juli 2024.
Film “Possession: Kerasukan” dari Razka Robby Ertanto dan Falcon Pictures ditayangkan di program Adrenaline Ride pada Minggu (7/7) di CGV Sopung, Bucheon. Program ini menampilkan film-film horor baru dari seluruh dunia. Film “Malam Pencabut Nyawa” karya Sidharta Tata dan Base Entertainment bersaing di program kompetisi utama pada Senin (8/7) di CGV Sopung. Film ini akan bersaing dengan tujuh film dari negara lain untuk memperebutkan empat penghargaan.
Selain tiga film horor Indonesia yang ditampilkan di BIFAN 2024, lima proyek film Indonesia dipilih untuk mengikuti NAFF Project Spotlight BIFAN 2024. Kelima film tersebut adalah “Virgin Bash”, “Dancing Gale”, “Mad of Madness”, “Into the Woods”, dan “The Hidden Flowers”. Proyek-proyek ini dipresentasikan kepada para profesional industri perfilman global.
“Virgin Bash”, produksi IDN Pictures disutradarai oleh Randolph Zaini dan diproduseri oleh Susanti Dewi. Film ini mengisahkan tentang Suci yang bermimpi memiliki pernikahan sempurna, namun terkejut saat menemukan perselingkuhan ayahnya. “Dancing Gale”, produksi Pomp Films disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak dan diproduseri Lies Nanci Supangkat, menceritakan kisah Uli yang mencoba menghidupkan kembali putrinya, Gale, setelah kecelakaan tragis.
“Mad of Madness”, atau “Angkara Murka”, produksi Forka Films disutradarai oleh Eden Junjung dan diproduseri oleh Ifa Isfansyah. Cerita ini mengikuti Ambar dan anaknya Bondan yang mencari suaminya yang hilang di tambang pasir. Mereka harus menghadapi keberanian saat mengungkap kebenaran di tempat tersebut.
“Into the Woods”, produksi Talamedia disutradarai oleh Ilya Sigma dan diproduseri Mandy Marahimin. Film ini mengisahkan petualangan Vira, Derry, dan Dharma untuk mencari adik Vira yang hilang di hutan Jawa. Mereka harus berhadapan dengan roh jahat yang mengintai mereka.
Terakhir, “The Hidden Flowers”, produksi Relate Films disutradarai oleh Adriyanto Dewo dan diproduseri Perlita Desiani. Film ini mengambil latar Perang Dunia II di Indonesia, di mana Desi harus menghadapi mimpi buruk yang membawa dia kembali ke rumah leluhur suaminya yang diambil alih oleh orang-orang yang tidak diinginkan.
Semoga film-film ini bisa sukses dan mendapat apresiasi yang layak di kancah internasional!